Kini Ramadhan datang kembali. Hari ini adalah 5 Ramadhan, bermakna sudah 5 hari kita berpuasa. Alhamdulillah, sehingga hari ini, Allah masih memberi peluang untuk kita mengecapi nikmat dan keberkatan Ramadhan. Puasa seperti yang diajarkan oleh Islam bukan sekadar menahan diri dari makan, minum, menipu atau melakukan sesuatu yang boleh membatalkan puasa, tetapi lebih luas dari itu. Seorang yang berpuasa seharusnya mencegah semua indera dan anggota badannya dari melakukan dosa. Mata umpamnaya harus dicegah melihat kepada perkara-perkara yang diharamkan oleh Alllah.Puasa tingkat yang istimewa atau khawas, bukan sekadar mencegah dirinya dari melakukan perkara-perkara yang disebutkan tetapi mengosongkan hati dari segala bentuk fikiran yang mencegahnya dirinya dari mengingati Allah. Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa berpuasa selama sebulan Ramadhan, sekaligus mencegah mulutnya dari berbicara, mencegah teliga, mata, lidah, organ seksual dan bahagian tubuh lainnya dari dosa, ghibah dan perbuatan lainya dengan niat untuk mencapai kedekatan dengan Allah, Allah akan mengurniakan kepadanya kedekatan kepadaNya, sehingga dia akan menjadi salah satu sahabat Nabi Ibrahim, sahabat terpilih Allah".

Tetapi amat sedikit sekali daripada kita yang mencapai tahap istimewa tersebut. Kebanyakannya adalah puasa awam yang sekadar menahan dirinya dari lapar dan dehaga tetapi tidak berusaha mencegah anggota inderanya yang zahir maupun yang batin dari terus melakukan maksiat dan penderhakaan kepada Allah. Apatah lagi mencapai darjat yang mampu menggosongkan hatinya dari perkara-perkara lain selain dari mengingati Allah. Justeru itu, kita masih mendapati pada bulan Ramadhan ini umpamnya, meraka yang terus berpakaian menjolok mata atau tidak menutup aurat sedangkan dia berpuasa. Sedangkan hakikat puasa itu adalah benteng untuk dirinya dari melakukan maksiat dan asas untuk meningkatkan nilai ketakwaan kepada Allah. Puasa yang tidak dapat membentengi diri seseorang dari terus melakukan maksiat adalah puasa yang sia-sia dan hanya dapat lapar dan dehaga semata. Sabda Rasulullah SAW:

"Allah berfirman: setiap amal anak adam adalah untuk anak Adam itu sendiri, melainkan puasa. Sesungguhnya puasa itu bagi-Ku dan Aku membalasi puasanya itu. Puasa itu bagaikan perisai; maka apabila seseorang kamu berpuasa, maka janganlah berkata kotor dan jangan pula berkata kasar. Jika seseorang mencacinya atau menyerangnya, maka hendaklah ia mengatakan: "Aku ini puasa". Demi Allah yang diri Muhammad berada dalam genggam-Nya, sesungguhnya bau busuk mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari bau kesturi. Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan yang menggembirakannya; apabila ia berbuka ia gembira, dan apabila ia menemui Tuhannya, ia gembira dengan puasanya" (Sahih Bukhari, hadis dari Abu Hurairah r.a).